Rabu, 02 November 2016

Analisis Ragam Bahasa Baku & Tidak Baku

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Penelitian
Untuk judul yang diambil dalam pembuatan makalah ini adalah “Proses Pembuatan Rangka Mesin Uji Puntir (Torsi)” yang dibuat oleh Sendi Nurhidayat . Dalam Tugas Akhir tersebut banyak terdapat kesalahan dalam penulisan kata, pengguanaan tanda baca yang tidak tepat dan tata bahasa.
1.2  Masalah Penelitian
Permasalahan yang akan disampaikan dalam makalah ini dalah sebagai berikut :
1.      Kenapa kalimat tidak rancu ?
2.      Bagaimana penulisan kata yang tepat ?
3.      Bagaimana memebedakan kata baku dan tidak baku ?
1.3  Tujuan Penelitian
Tujuan pembuatan makalah ini adalah :
1.      Untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Bahasa Indonesia.
2.      Sebagai pembelajaran dalam pembuatan Tugas Akhir
3.      Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa.
4.      Sebagai Pembelajaran bagi mahasiswa dalam membuat makalah.
1.4  Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam pembuatan makalah ini adalah :
1.      Metode perpustakaan.
2.      Metode Pencarian di internet.
3.      Metode pengumpulan data dari setiap anggota kelompok.
1.5  Manfaat Penelitian
Manfaat dalam pembuatan makalah adalah.
1.      Bagi mahasiswa dapat mengetahui cara penggunaan tata bahasa yang baik dalam pembuatan makalah.
2.      Penerapan materi kuliah pada mata kuliah Bahasa Indonesia.
3.      Menambah wawasan dalam pembuatan makalah.


1.6  Definisi Oprasional Penelitian
Judul yang diambil ANALISIS RAGAM BAHASA BAKU DAN TIDAK BAKU PADA SKRIPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN 2014 :
1.      Analisis
Analisis / analisa adalah kajian yang dilaksanakan terhadap sebuah bahasa guna meneliti struktur bahasa tersebut secara mendalam.
Di dalam KBBI Edisi III (2001) analisis
ana.li.sis(n)
A.    Penelitian suatu peristiwa atau kejadian (karangan, perbuatan, dsb)
Untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab musabab, duduk perkaranya, dsb)
B.     Penguraiaan suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan.
C.     Penyelidikan kimia dengan menguraikan sesuatu untuk mengetahui zat bagiannya dsb.
D.    Penjabaran sesudah dikaji sebaik – baiknya.
2.      Ragam Bahasa Baku
Ragam bahasa baku adalah bahasa yang digunakan dalam dunia pendidikan, yang kaidah-kaidahnya diperikan (diuraikan secara jelas) daripada ragam bahasa lain dan dijadikan tolak ukur sebagai bahasa yang benar.
       Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 1988 : 71), kata baku juga ada dijelaskan.
baku I
(1) pokok, utama; (2) tolok ukur yang berlaku untuk kuantitas
atau kualitas dan yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan;
standar;
            Di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, Badudu dan Zain menjelaskan makna kata baku.
baku I
(Jawa) yang menjadi pokok; (2) yang utama; standar.
3.      Ragam Bahasa Tidak Baku
Ragam Bahasa tidak baku adalah salah satu ragam bahasa Indonesia yang bentuk bahasanya telah dikodifikasi, diterima, dan difungsikan atau dipakai sebagai model oleh masyarakat Indonesia secara luas.
4.      Skripsi
Skripsi adalah karangan ilmiah yang wajib ditulis oleh mahasiswa sebagai bagian dari persyaratan akhir pendidikan akademisnya.

5.      Mahasiswa
Mahasiswa secara harfiah berasal dari dua buah kata Maha dan Siswa, menurut KBBI Maha memiliki arti sebuah bentuk terikat : (Sangat ; amat ; teramat : besar)
Sedangkan siswa adalah seorang murid. Sederhananya kita dapat mengartikan Mahasiswa adalah seorang murid yang “Besar”.
6.      Program
Program adalah rancangan mengenai asas serta usaha (dalam ketatanegaraan, perekonomian, dsb) yang akan dijalankan.
7.      Studi
Studi menurut KBBI adalah penelitian ilmiah ; kajian ; telaahan.








BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Bahasa dan Ragam Bahasa
            Bahasa menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia adalah suatu sistem tanda bunyi yang secara sukarela dipergunakan oleh anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasi diri.
Bahasa adalah suatu sistem dari lambang bunyi arbiter (tidak ada hubungan antara lambang bunyi dengan bendanya) yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan dipakai oleh masyarakat untuk berkomunikasi , kerja sama, dan identifikasi diri.
            Pengertian Ragam secara umum adalah tingkah, jenis, langgam, logam dan laras.
Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaiaan yang dibedakan menurut topik pembicaraan, sikap penutur, media atau sarana yang digunakan.

2.2 Jenis Ragam Bahasa
A. Ragam Bahasa Berdasarkan Tempat
1. Ragam Dialek
                        Ragam dialek adalah ragam bahasa yang dipengaruhi oleh bahasa daerah si pembaca atau ragam bahasa daerah yang ditandai oleh daerah atau kota.
B. Ragam Bahasa Berdasarkan Sarana
1. Ragam Lisan
                        Ragam lisan adalah ragam bahasa yang diungkapkan dengan sarana lisan yang ditandai oleh pengulangan intonasi, spontanitas sehingga kriteria kejelasan ketetapan dan kelugasan dipengaruhi oleh sipenutur.
2. Ragam Tulisan
                        Ragam tulisan adalah variasi bahasa yang digunakan melalui sarana tulisan dan dapat diperkuat atau didukung oleh sarana visual untuk mencapai sasaran.


C. Ragam Bahasa Berdasarkan Penutur
1. Ragam Bahasa Berdasarkan Pendidikan Penutur
                        Bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur yang berpendidikan berbeda dengan yang tidak berpendidikan, terutama dalam pelafalan kata yang berasal dari bahasa asing, misalnya fitnah, kompleks, vitamin, vidio, film, fakultas. Penutur yang tidak berpendidikan mungkin akan mengucapkan pitnah, komplek, pidio, pilm, pakultas.
                        Perbedaan ini juga terjadi dalam bidang tata bahasa, misalnya bawa seharusnya membawa, nyari seharusnya mencari. Selain itu bentuk kata dalam kalimat pun sering menanggalkan awalan yang seharusnya dipakai.
2. Ragam Bahasa Berdasarkan Sikap Penutur
                        Ragam Bahasa dipengaruhi juga oleh setiap penutur terhadap kawan bicara (jika lisan) atau sikap penulis terhadap pembawa (jika dituliskan) sikap itu antara lain resmi, akrab, dan santai. Kedudukan kawan bicara atau pembaca terhadap penutur juga mempengaruhi sikap tersebut. Misalnya, kita dapat mengamati bahasa seorang bawahan atau petugas ketika melapor kepada atasannya. Jika terdapat jarak antara penutur dan kawan bicara atau penulis dan pembaca, akan digunakan ragam bahasa resmi atau bahasa baku. Makin formal jarak penutur dan kawan bicara akan makin resmi dan makin tinggi tingkat kebakuan bahasa yang digunakan. Sebaliknya, makin rendah tingkat keformalan, makin rendah pula tingkat kebakuan bahasa yang digunakan.
D. Ragam Bahasa Berdasarkan Situasi
1. Ragam Baku
                        Ragam baku adalah ragam bahasa yang dipakai dalam forum resmi. Ragam ini bisa juga disebut ragam resmi.
2. Ragam Tidak Baku
                        Ragam tidak baku adalah ragam bahasa yang menyalahi kaidah – kaidah yang terdapat dalam bahasa baku.
E. Ragam Bahasa Berdasarkan Bidang
1. Ragam Ilmu dan Teknologi
                        Ragam ilmu dan teknologi adalah ragam bahasa yang digunakan dalam bidang keilmuan dan teknologi.
2. Ragam Sastra
Ragam sastra adalah ragam bahasa yang bertujuan untuk memperoleh kepuasan estetis dengan cara penggunaan pilih jata secara cermat dengan gramatikal dan stilistil tertentu.
3. Ragam Niaga
                        Ragam niaga adalah ragam bahasa yang digunakan untuk menarik pihak konsumen agar dapat melakukan tindakan lanjut dalam kerjasama untuk mencari suatu keuntungan finansial.
2.3 Proses Terjadinya Ragam Bahasa
            1. Faktor Usia
                        Terlihat perbedaan cara bicara dari anak kecil, remaja, dan orang tua. Pada anak – anak masih terdapat tata bahasa yang kurang tersusun dengan rapih, dan sangat sederhana. Pada remaja umumnya menggunakan bahasa gaul. Sedangkan pada orang tua/dewasa tata bahasanya sudah lebih rapih dan lebih sopan meskipun bahasa yang digunakan tidak formal. Atau terlihat juga keragaman tersebut ketika seseorang berbicara dengan orang seusianya lebih tua, akan lebih sopan dibandingkan berbicara dengan teman sebaya.
            2. Faktor Gender
                        Contohnya, ketika bapak – bapak berkumpul dan mulai berbincang – bincang diperbandingkan dengan ketika ibu – ibu yang berkumpul sangat jelas perbedaannya.
            3. Faktor Tingkat Pendidikan
                        Misalnya, orang yang hanya mengenyam pendidikan hingga SD akan berbeda ragam bahasanya dengan orang yang mengenyam pendidikan hingga sarjana, disebabkan oleh perbedaan pengetahuan dan wawasan yang mereka miliki.
            4. Faktor Profesi/Jabatan
                        Ilustrasinya, perbedaan cara bicara OB dengan Manajer.
            5. Faktor Budaya Daerah
                        Bahasa lahir / bahasa ibu. Budaya masing – masing daerah yang berbeda melahirkan bahasa daerah dengan logatnya masing – masing. Ketika 2 orang yang memiliki perbedaan budaya dan bahasa daerah bertemu dan menggunakan  1 bahasa yang sama, tetap terdapat perbedaan dialek diantara mereka. Ilustrasinya, mengenai orang Jawa dan orang Batak yang menggunakan bahasa Indonesia.
            6. Faktor Bidang yang Ditekuni
                        Misalnya, orang yang menekuni bidang kimia mengerti dengan istilah – istilah kimia, namu orang awam belum tentu mengerti dengan istilah tersebut.
            7. Faktor Lingkungan Sosial
                        Contohnya, Arif berbicara dengan atasan berbeda dengan ketika ia berbicara dengan atasan berbeda dengan ketika ia berbicara dengan teman lamanya, tergantung kepada siapa lawan bicaranya.
2.4 Arti Ragam Bahasa Baku dan Tidak Baku
            Ragam bahasa baku adalah variasi bahasa yang paling formal, yang digunakan dalam dunia pendidikan, situasi khidmat, upacara resmi, yang kaidah – kaidahnya diperikan (diuraikan secara jelas) dari pada ragam bahasa lain dan dijadikan tolak ukur sebagai bahasa yang benar. Misalnya, dalam khotbah, undang – undang, akte notaris, sumpah, dsb.
            Bahasa tidak baku adalah salah satu ragam bahasa indonesiayang tidak dikodifikasi, tidak diterima dan tidak difungsikan sebagai model masyarakat indonesia secara luas, tetapi dipakai oleh masyarakat secara khusus.
2.5 Sifat Ragam Bahasa Baku
            Ragam Baku mempunyai sifat – sifat sebagai berikut :
1.      Kemantapan Dinamis
Mantap artinya sesuai dengan kaidah bahasa. Jika kata rasa diberi awalan pe-, akan terbentuk kata perasa. Oleh karena itu, menurut kemantapan bahasa, kata rajin dibubuhi awalan pe- akan menjadi perajin, bukan pengrajin.
Dinamis artinya tidak statis, tidak kaku. Bahasa baku tidak menghendaki adanya bentuk mati. Dalam hal ini, tokohnya disebut langganan dan orang yang berlangganan itu disebut pelanggan.
2.      Cendekia
Ragam baku bersifat cendikia karena ragam baku dipakai pada tempat – tempat resmi. Perwujudan ragam baku ini adalah orang – orang yang terpelajar. Hal ini terjadi karena pembinaan dan pengembangan bahasa lebih banyak melalui jalur pendidikan formal (sekolah).
Disamping itu, ragam baku dapat dengan tepat memberikan gambaran apa yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis. Ragam baku dapat pula memberikan gambaran yang jelas dalam pikiran pendengar atau pembaca. Contoh, kalimat yang tidak cendikia adalah sebagai berikut.
“4. Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima beasiswa.”
       Frasa Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal mengandung konsep ganda, yaitu mahasiswanya yang terkenal atau perguruan tingginya yang terkenal.
Dengan demikian, kalimat itu tidak memberikan informasi yang jelas. Agar menjadi cermat kalimat tersebut dapat diperbaiki sebagai berikut.
       4a. Mahasiswa yang terkenal dari perguruan tinggi itu menerima beasiswa.
       4b. Mahasiswa dari perguruan tinggi yang terkenal itu menerima beasiswa.
3.      Seragam
Ragam baku bersifat seragam. Pada hakikatnya, proses pembakuan bahasa ialah proses penyeragaman bahasa. Pembakuan bahasa adalah pencarian penyeragaman. Misalnya, pelayan kapal terbang dianjurkan untuk memakai istilah pramugara dan pramugari. Beranalogi pada bentuk yang sudah ada, kata yang mengandung konsep “pelayan” digunakan pramu-, seperti pramuwisma (pelayan rumah/pembantu).
2.6 Fungsi Ragam Bahasa Baku
            Fungsi Ragam Bahasa Baku
1.      Komunikasi resmi.
Misalnya, surat – surat resmi, perundang – undangan, pengumuman resmi dan penamaan.
2.      Bacaan teknis.
Seperti, laporan karya ilmiah.
3.      Pembicaraan didepan umum.
Misalnya, pidato, ceramah, kuliah, mengajar dan khotbah.
4.      Pembicaraan dengan orang yang dihormati.




















BAB III
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
3.1  Analisis
Hasil Analisis dibuat tabel sebagai berikut :
No
Penggalan Kalimat
Permasalahan
Pada Kaver
1.
Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana (S1) pada Fakultas Teknik Program Studi Teknik Mesin
1.      Ketidak rancuan kalimat
2.      Ketidak bakuan kata
3.      Pemborosan kata.
Kata Pengantar
2.
Dalam penyelesaiaan tugas akhir ini. penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1.      Kesalahan penggunaan huruf.
3.
7. ayahanda dan Ibunda tercinta serta seluruh keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan Do’a,
1.      Ketidak bakuan kata.
4.
8. Semua rekan – rekan Mahasiswa Teknik Mesin angkatan 2010 atas semua dukungannya, serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu – persatu yang telah membantu kelancaran laporan ini.
      1. Ketidak rancuan kalimat.
5.
9. Semua pihak yang telah mendukung dan menbantu penyusun.
      1. Ketidak Bakuan Kata.
6.
Penyusunan laporan ini masih banyak kekurangannya dan masih jauh dari sempurna.
1.      Ketidak bakuan kata.
BAB I PENDAHULUAN
7.
Permasalahan yang akan disampaikan dalam laporan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
1.      Ketidak rancuan kalimat.
8.
2.bagaimana membuat konstruksi rangaka mesin uji torsi yang sesuai dengan desain perencanaan.
1.      Ketidak bakuan kata.
9.
1.Membuat desain rangka yang sesuai dengan mesin uji torsi yang akan dibuat.
      1. Ketidak rancuan kalimat.
10.
2.Memilih bahan untuk rangka yang sesuai dengan desain.
      1. Ketebalan kata pada
          kalimat.
BAB II LANDASAN TEORI
11.
Semua komponen mesin bertumpuh pada kerangka,
1.      Ketidak bakuan kata.
12.
a.Bahan yang dipilih haruslah memiliki kekutan kenstruksi yang stabil.
1.      Ketidak bakuan kata.
13.
b.Baut dan mur
      1. Ketidak bakuan  kata.
14.
Kedua grup baja diatas masih dapat digolongkan lagi menjadi baja yang tidak dipadu,
1.      Pemborosan kata.
15.
1.Face Grinding jenis serut (Reciprocating Table), biasanya digunakan untuk desain sindle vertikal, untuk roda gigi, dan untuk pengerjaan permukaan datar.
      1. Pemborosan Kata. Penggunaan kata “untuk” secara berulang – ulang dalam satu kalimat.
16.
3.Gerinda silindris (CylindricalGrinding),
      1. Kurang Spasi.
17.
Gerakan silindris dapat dikelompokkan menurut metode penyangga meja kerja, yaitu gerinda dengan pusat dan gerinda tanpa pusat.
1.      Tanpa ada tanda baca.
18.
b. Beram yang keluar dapat menyebabkan masalah ketika ukurannya besar dan atau kontinyu.
      1. Ketidak bakuan kata.
19.
Nama – nama bagian mata bor ditunjukan pada.
1.      Ketidak rancuan kaliamat.
20.
Mengelas adalah menyambung logam dengan memanaskan sampai suhu lebur dengan atau bahan pengisi.
1.      Ketidak bakuan kata.
21.
Maka dapat disimpulkan, mengelas tidak lain adalah pekerjaan penyambungan dua logam dan atau logam paduan,
1.      Ketidak bakuan kata.
22.
Pemasangan kabel – kabel las (pengkutuban) pada mesin las arus searah dapat diatur / dibolak – balik sesuai dengan keperluan pengelasan,
1.      Ketidak pemborosan  kata.

3.2  Pembahasan
Pada kalimat ke-1 “Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana (S1) pada Fakultas Teknik Program Studi Teknik Mesin”. Kenapa tidak rancu,? Karena pada kata persyaratan yang seharusnya adalah syarat. Untuk pemborosan kata pada kalimat diatas adalah pada Fakultas Teknik Program Studi Teknik Mesin. Kenapa disebut pemborosan? Karena pada SKRIPSI dibawah sudah tertulis “Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Galuh”. Jadi judul yang benar adalah “Diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana (SI)”.
Pada kalimat ke-2 “Dalam penyelesaiaan tugas akhir ini. penyusun mengucapkan terima kasih kepada :” Huruf awalan pada kata penyusun haruslah besar karena itu adalah awal kalimat.
Pada kalimat ke-3 “ayahanda dan Ibunda tercinta serta seluruh keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan Do’a,”. Pada kata Ayahanda dan Ibunda kata tersebut tidak baku. Kata baku yang seharusnya adalah Ayah Dan Ibu.
Pada Kalimat ke-4 “ 8. Semua rekan – rekan Mahasiswa Teknik Mesin angkatan 2010 atas semua dukungannya, serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu – persatu yang telah membantu kelancaran laporan ini.” . Semua rekan – rekan kata semua melmbangkat objek lebih dari satu, sedangkan pada kalimat selanjutnya tertulis rekan – rekan. Kalimat yang benar dar kalimat 4 adalah “rekan – rekan Mahasiswa Teknik Mesin angkatan 2010 atas semua dukungannya, serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu – persatu yang telah membantu kelancaran laporan ini.”.
Pada kalimat ke-5 “9. Semua pihak yang telah mendukung dan menbantu penyusun.”. Pada kata menbantu adalah kata tidak baku, kata baku yang seharusnya adalah membantu.
Pada Kalimat ke-6 “Penyusunan laporan ini masih banyak kekurangannya dan masih jauh dari sempurna.”. Pada kata kekurangannya, kata tersebut tidak baku, kata baku yang seharusnya adalah kekurangan.
Pada kalimat ke-7 “Permasalahan yang akan disampaikan dalam laporan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :”. Kalimat tersebut tidak rancu, karena kata disampaikan mengandung arti langsung.
Pada kalimat ke-8 “2.bagaimana membuat konstruksi rangaka mesin uji torsi yang sesuai dengan desain perencanaan.”. Pada kata rangaka, kata tersebut tidak baku, kata baku yang seharusnya adalah rangka.
Pada Kalimat ke-9 “1.Membuat desain rangka yang sesuai dengan mesin uji torsi yang akan dibuat.”. Kalimat diatas tidak rancu karena penggunaan kata “yang” secara berulang – ulang dalam satu kalimat. Kalimat yang benar adalah “1.Membuat desain rangka sesuai dengan mesin uji torsi yang akan dibuat.”.
Pada kalimat ke-10 “2.Memilih bahan untuk rangka yang sesuai dengan desain.”. Kesalahan penggunaan ketebalan huruf.
Pada kalimat ke-11 “Semua komponen mesin bertumpuh pada kerangka,”. Pada kata bertumpuh, kata tersebut tidak baku. Kata baku yang seharusnya adalah “bertumpu”.
Pada kalimat 12 “a. Bahan yang dipilih haruslah memiliki kekutan kenstruksi yang stabil.”. Pada kata kekutan, kata tersebut tidak baku. Kata baku yang seharusnya adalah kekuatan.
Pada Kalimat 13 “b. Baut dan mur”. Pada kata Baut, kata tesebut tidak baku. Kata baku yang seharusnya adalah Baud”.
Pada kalimat 14 “Kedua grup baja diatas masih dapat digolongkan lagi menjadi baja yang tidak dipadu,”. Kata kedua grup, kata grup melambang arti lebih dari satu. Gunakan salah satu kata tersebut. Kalimat yang benar adalah “Kedua baja diatas masih dapat digolongkan lagi menjadi baja yang tidak dipadu, / grup baja diatas masih dapat digolongkan lagi menjadi baja yang tidak dipadu,”
Pada kalimat 15 “1. Face Grinding jenis serut (Reciprocating Table), biasanya digunakan untuk desain sindle vertikal, untuk roda gigi, dan untuk pengerjaan permukaan datar.”. Penggunaan kata “untuk” secara berulang – ulang membuat kalimat menjadi tidak rancu dan pemborosan kata. Kalimat yang benar adalah “1. Face Grinding jenis serut (Reciprocating Table), biasanya digunakan untuk desain sindle vertikal, roda gigi, dan pengerjaan permukaan datar.”.
Pada kalimat 16 “3.Gerinda silindris (CylindricalGrinding),”. Kata (CylindricalGrinding), harusnya menggunakan spasi pada (Cylindrical Grinding).
Pada kalimat 17 “Gerakan silindris dapat dikelompokkan menurut metode penyangga meja kerja, yaitu gerinda dengan pusat dan gerinda tanpa pusat.”. Pada kalimat diatas setelah kata kerja, yaitu gerinda dengan pusat dan gerinda tanpa pusat, seharusnya menggunakan tanda baca ( ; ). Kalimat yang benar adalah “Gerakan silindris dapat dikelompokkan menurut metode penyangga meja kerja, yaitu ; gerinda dengan pusat dan gerinda tanpa pusat.
Pada kalimat 18 “b. Beram yang keluar dapat menyebabkan masalah ketika ukurannya besar dan atau kontinyu.”. Pada kata kontinyu, kata tersebut tidak baku. Kata baku yang seharusnya adalah berulang – ulang. Lalu pada penggunaan kata dan atau, kata tersebut dapat digunakan salah satu, sehingga kalimatnya menjadi “b. Beram yang keluar dapat menyebabkan masalah ketika ukurannya besar dan berulang – ulang.”.
Pada kalimat 19 “Nama – nama bagian mata bor ditunjukan pada.”. Kalimat tersebut tidak rancu, karena tidak adanya keterangan tempat. Kalimat diatas membuat dapat membuat sipembaca bertanya – tanya, ditunjukan pada apa ?. Maka kalimat yang benar adalah “Nama – nama bagian mata bor ditunjukan pada gambar 2.5”.
Pada kalimat 20 “Mengelas adalah menyambung logam dengan memanaskan sampai suhu lebur dengan atau bahan pengisi.”. Pada kata dengan atau, kata tersebut tidak baku. Gunakan salah satu kata, kalimat yang benar pada kalimat diatas adalah “Mengelas adalah menyambung logam dengan memanaskan sampai suhu lebur dengan bahan pengisi.”.
Pada kalimat 21 “Maka dapat disimpulkan, mengelas tidak lain adalah pekerjaan penyambungan dua logam dan atau logam paduan,”. Pada penggunaan kata dan atau, kata tersebut dapat digunakan salah satu, sehingga kalimatnya menjadi “Maka dapat disimpulkan, mengelas tidak lain adalah pekerjaan penyambungan dua logam dan logam paduan”.
Pada kalimat 22 “Pemasangan kabel – kabel las (pengkutuban) pada mesin las arus searah dapat diatur / dibolak – balik sesuai dengan keperluan pengelasan,”. Pada kata diatur sudah cukup melambangkan dibolak – balik, sehingga kalimat yang benar menjadi “Pemasangan kabel – kabel las (pengkutuban) pada mesin las arus searah dapat diatur  sesuai dengan keperluan pengelasan,”.








BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1  Simpulan
Penggunaan tanda baca dan kebakuan kata dalam penulisan dapat mempengaruhi kerancuan dari sebuah kalimat. Dalam hal tersebut perlu adanya pemahaman tentang penggunaan tanda baca dan kebakuan suatu kata yang dipergunakan dalam sebuah kalimat.
4.2  Saran
Harus diperhatikan kembali ragam bahasa yang dipergunakan dalam sebuah kalimat.
Ragam bahasa yang dipergunakan haruslah baku. Kebakuan suatu suku kata dapat memepengaruhi kerancuan sebuah kalimat.
Perhatikan penggunaan kata bantu “dan, atau, dalam, dapat dst” haruslah tepat penggunaan dalam sebuah kalimat.

Perhatikan pula pola kalimat seperti subjek, predikat, tempat jangan sampai menimbulkan pertanyaan oleh si pembaca.

Soal - Soal Gambar Teknik Otomotif

  Pilihlah   jawaban A,B,C,D dan E yang kalian anggap paling benar! Tulis dibuku, Kirim jawaban beserta Foto Saat Mengerjakan PILIHAN GA...