BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Untuk
judul yang diambil dalam pembuatan makalah ini adalah “Proses Pembuatan Rangka Mesin Uji Puntir (Torsi)” yang dibuat oleh Sendi Nurhidayat . Dalam Tugas Akhir
tersebut banyak terdapat kesalahan dalam penulisan kata, pengguanaan tanda baca
yang tidak tepat dan tata bahasa.
1.2 Masalah Penelitian
Permasalahan yang akan
disampaikan dalam makalah ini dalah sebagai berikut :
1. Kenapa
kalimat tidak rancu ?
2. Bagaimana
penulisan kata yang tepat ?
3. Bagaimana
memebedakan kata baku dan tidak baku ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan pembuatan
makalah ini adalah :
1. Untuk
memenuhi tugas pada mata kuliah Bahasa Indonesia.
2. Sebagai
pembelajaran dalam pembuatan Tugas Akhir
3. Sebagai
bahan referensi bagi mahasiswa.
4. Sebagai
Pembelajaran bagi mahasiswa dalam membuat makalah.
1.4 Metode Penelitian
Metode yang digunakan
dalam pembuatan makalah ini adalah :
1. Metode
perpustakaan.
2. Metode
Pencarian di internet.
3. Metode
pengumpulan data dari setiap anggota kelompok.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dalam pembuatan
makalah adalah.
1. Bagi
mahasiswa dapat mengetahui cara penggunaan tata bahasa yang baik dalam
pembuatan makalah.
2. Penerapan
materi kuliah pada mata kuliah Bahasa Indonesia.
3. Menambah
wawasan dalam pembuatan makalah.
1.6 Definisi Oprasional Penelitian
Judul
yang diambil ANALISIS RAGAM BAHASA BAKU DAN TIDAK BAKU PADA SKRIPSI MAHASISWA
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN 2014 :
1. Analisis
Analisis
/ analisa adalah kajian yang dilaksanakan terhadap sebuah bahasa guna meneliti
struktur bahasa tersebut secara mendalam.
Di
dalam KBBI Edisi III (2001) analisis
ana.li.sis(n)
A. Penelitian
suatu peristiwa atau kejadian (karangan, perbuatan, dsb)
Untuk mengetahui
keadaan yang sebenarnya (sebab musabab, duduk perkaranya, dsb)
B. Penguraiaan
suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta
hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti
keseluruhan.
C. Penyelidikan
kimia dengan menguraikan sesuatu untuk mengetahui zat bagiannya dsb.
D. Penjabaran
sesudah dikaji sebaik – baiknya.
2. Ragam
Bahasa Baku
Ragam bahasa
baku adalah bahasa yang digunakan dalam dunia pendidikan, yang kaidah-kaidahnya
diperikan (diuraikan secara jelas) daripada ragam bahasa lain dan dijadikan tolak
ukur sebagai bahasa yang benar.
Di dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 1988 : 71), kata baku juga ada
dijelaskan.
baku I
(1) pokok, utama; (2) tolok ukur
yang berlaku untuk kuantitas
atau kualitas dan yang ditetapkan
berdasarkan kesepakatan;
standar;
Di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, Badudu dan Zain menjelaskan makna
kata baku.
baku I
(Jawa) yang menjadi pokok; (2) yang
utama; standar.
3. Ragam
Bahasa Tidak Baku
Ragam Bahasa
tidak baku adalah salah satu ragam bahasa Indonesia yang bentuk
bahasanya telah dikodifikasi, diterima, dan difungsikan atau dipakai sebagai
model oleh masyarakat Indonesia secara luas.
4. Skripsi
Skripsi adalah karangan ilmiah yang
wajib ditulis oleh mahasiswa sebagai bagian dari persyaratan akhir pendidikan akademisnya.
5. Mahasiswa
Mahasiswa secara
harfiah berasal dari dua buah kata Maha dan Siswa, menurut KBBI Maha memiliki
arti sebuah bentuk terikat : (Sangat ; amat ; teramat : besar)
Sedangkan siswa adalah seorang murid.
Sederhananya kita dapat mengartikan Mahasiswa adalah seorang murid yang
“Besar”.
6. Program
Program
adalah rancangan mengenai asas serta usaha (dalam ketatanegaraan, perekonomian,
dsb) yang akan dijalankan.
7. Studi
Studi
menurut KBBI adalah penelitian ilmiah ; kajian ; telaahan.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Bahasa dan Ragam
Bahasa
Bahasa menurut Ensiklopedi Nasional
Indonesia adalah suatu sistem tanda bunyi yang secara sukarela dipergunakan
oleh anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi dan
mengidentifikasi diri.
Bahasa
adalah suatu sistem dari lambang bunyi arbiter (tidak ada hubungan antara
lambang bunyi dengan bendanya) yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan
dipakai oleh masyarakat untuk berkomunikasi , kerja sama, dan identifikasi
diri.
Pengertian Ragam secara umum adalah
tingkah, jenis, langgam, logam dan laras.
Ragam bahasa adalah variasi bahasa
menurut pemakaiaan yang dibedakan menurut topik pembicaraan, sikap penutur,
media atau sarana yang digunakan.
2.2 Jenis Ragam Bahasa
A.
Ragam Bahasa Berdasarkan Tempat
1.
Ragam Dialek
Ragam
dialek adalah ragam bahasa yang dipengaruhi oleh bahasa daerah si pembaca atau
ragam bahasa daerah yang ditandai oleh daerah atau kota.
B.
Ragam Bahasa Berdasarkan Sarana
1.
Ragam Lisan
Ragam
lisan adalah ragam bahasa yang diungkapkan dengan sarana lisan yang ditandai
oleh pengulangan intonasi, spontanitas sehingga kriteria kejelasan ketetapan
dan kelugasan dipengaruhi oleh sipenutur.
2.
Ragam Tulisan
Ragam
tulisan adalah variasi bahasa yang digunakan melalui sarana tulisan dan dapat
diperkuat atau didukung oleh sarana visual untuk mencapai sasaran.
C.
Ragam Bahasa Berdasarkan Penutur
1.
Ragam Bahasa Berdasarkan Pendidikan Penutur
Bahasa
Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur yang berpendidikan berbeda dengan
yang tidak berpendidikan, terutama dalam pelafalan kata yang berasal dari
bahasa asing, misalnya fitnah, kompleks, vitamin, vidio, film, fakultas.
Penutur yang tidak berpendidikan mungkin akan mengucapkan pitnah, komplek,
pidio, pilm, pakultas.
Perbedaan
ini juga terjadi dalam bidang tata bahasa, misalnya bawa seharusnya membawa,
nyari seharusnya mencari. Selain itu bentuk kata dalam kalimat pun sering
menanggalkan awalan yang seharusnya dipakai.
2.
Ragam Bahasa Berdasarkan Sikap Penutur
Ragam
Bahasa dipengaruhi juga oleh setiap penutur terhadap kawan bicara (jika lisan)
atau sikap penulis terhadap pembawa (jika dituliskan) sikap itu antara lain
resmi, akrab, dan santai. Kedudukan kawan bicara atau pembaca terhadap penutur
juga mempengaruhi sikap tersebut. Misalnya, kita dapat mengamati bahasa seorang
bawahan atau petugas ketika melapor kepada atasannya. Jika terdapat jarak
antara penutur dan kawan bicara atau penulis dan pembaca, akan digunakan ragam
bahasa resmi atau bahasa baku. Makin formal jarak penutur dan kawan bicara akan
makin resmi dan makin tinggi tingkat kebakuan bahasa yang digunakan.
Sebaliknya, makin rendah tingkat keformalan, makin rendah pula tingkat kebakuan
bahasa yang digunakan.
D.
Ragam Bahasa Berdasarkan Situasi
1.
Ragam Baku
Ragam
baku adalah ragam bahasa yang dipakai dalam forum resmi. Ragam ini bisa juga
disebut ragam resmi.
2.
Ragam Tidak Baku
Ragam
tidak baku adalah ragam bahasa yang menyalahi kaidah – kaidah yang terdapat
dalam bahasa baku.
E.
Ragam Bahasa Berdasarkan Bidang
1.
Ragam Ilmu dan Teknologi
Ragam
ilmu dan teknologi adalah ragam bahasa yang digunakan dalam bidang keilmuan dan
teknologi.
2.
Ragam Sastra
Ragam sastra adalah ragam bahasa yang
bertujuan untuk memperoleh kepuasan estetis dengan cara penggunaan pilih jata
secara cermat dengan gramatikal dan stilistil tertentu.
3.
Ragam Niaga
Ragam
niaga adalah ragam bahasa yang digunakan untuk menarik pihak konsumen agar
dapat melakukan tindakan lanjut dalam kerjasama untuk mencari suatu keuntungan
finansial.
2.3 Proses Terjadinya Ragam Bahasa
1. Faktor Usia
Terlihat
perbedaan cara bicara dari anak kecil, remaja, dan orang tua. Pada anak – anak
masih terdapat tata bahasa yang kurang tersusun dengan rapih, dan sangat
sederhana. Pada remaja umumnya menggunakan bahasa gaul. Sedangkan pada orang
tua/dewasa tata bahasanya sudah lebih rapih dan lebih sopan meskipun bahasa
yang digunakan tidak formal. Atau terlihat juga keragaman tersebut ketika
seseorang berbicara dengan orang seusianya lebih tua, akan lebih sopan dibandingkan
berbicara dengan teman sebaya.
2. Faktor Gender
Contohnya,
ketika bapak – bapak berkumpul dan mulai berbincang – bincang diperbandingkan
dengan ketika ibu – ibu yang berkumpul sangat jelas perbedaannya.
3. Faktor Tingkat Pendidikan
Misalnya,
orang yang hanya mengenyam pendidikan hingga SD akan berbeda ragam bahasanya
dengan orang yang mengenyam pendidikan hingga sarjana, disebabkan oleh
perbedaan pengetahuan dan wawasan yang mereka miliki.
4. Faktor Profesi/Jabatan
Ilustrasinya,
perbedaan cara bicara OB dengan Manajer.
5. Faktor Budaya Daerah
Bahasa
lahir / bahasa ibu. Budaya masing – masing daerah yang berbeda melahirkan
bahasa daerah dengan logatnya masing – masing. Ketika 2 orang yang memiliki
perbedaan budaya dan bahasa daerah bertemu dan menggunakan 1 bahasa yang sama, tetap terdapat perbedaan
dialek diantara mereka. Ilustrasinya, mengenai orang Jawa dan orang Batak yang
menggunakan bahasa Indonesia.
6. Faktor Bidang yang Ditekuni
Misalnya,
orang yang menekuni bidang kimia mengerti dengan istilah – istilah kimia, namu
orang awam belum tentu mengerti dengan istilah tersebut.
7. Faktor Lingkungan Sosial
Contohnya,
Arif berbicara dengan atasan berbeda dengan ketika ia berbicara dengan atasan
berbeda dengan ketika ia berbicara dengan teman lamanya, tergantung kepada
siapa lawan bicaranya.
2.4 Arti Ragam Bahasa Baku dan
Tidak Baku
Ragam bahasa baku adalah variasi
bahasa yang paling formal, yang digunakan dalam dunia pendidikan, situasi
khidmat, upacara resmi, yang kaidah – kaidahnya diperikan (diuraikan secara
jelas) dari pada ragam bahasa lain dan dijadikan tolak ukur sebagai bahasa yang
benar. Misalnya, dalam khotbah, undang – undang, akte notaris, sumpah, dsb.
Bahasa tidak baku adalah salah satu
ragam bahasa indonesiayang tidak dikodifikasi, tidak diterima dan tidak
difungsikan sebagai model masyarakat indonesia secara luas, tetapi dipakai oleh
masyarakat secara khusus.
2.5 Sifat Ragam Bahasa Baku
Ragam Baku mempunyai sifat – sifat
sebagai berikut :
1. Kemantapan
Dinamis
Mantap artinya sesuai dengan kaidah
bahasa. Jika kata rasa diberi awalan pe-, akan terbentuk kata perasa. Oleh karena itu, menurut
kemantapan bahasa, kata rajin dibubuhi
awalan pe- akan menjadi perajin, bukan pengrajin.
Dinamis artinya tidak statis, tidak kaku.
Bahasa baku tidak menghendaki adanya bentuk mati. Dalam hal ini, tokohnya
disebut langganan dan orang yang
berlangganan itu disebut pelanggan.
2. Cendekia
Ragam baku bersifat cendikia karena
ragam baku dipakai pada tempat – tempat resmi. Perwujudan ragam baku ini adalah
orang – orang yang terpelajar. Hal ini terjadi karena pembinaan dan
pengembangan bahasa lebih banyak melalui jalur pendidikan formal (sekolah).
Disamping itu, ragam baku dapat dengan
tepat memberikan gambaran apa yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis.
Ragam baku dapat pula memberikan gambaran yang jelas dalam pikiran pendengar
atau pembaca. Contoh, kalimat yang tidak cendikia adalah sebagai berikut.
“4.
Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima beasiswa.”
Frasa Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal mengandung konsep ganda,
yaitu mahasiswanya yang terkenal atau perguruan tingginya yang terkenal.
Dengan
demikian, kalimat itu tidak memberikan informasi yang jelas. Agar menjadi
cermat kalimat tersebut dapat diperbaiki sebagai berikut.
4a. Mahasiswa
yang terkenal dari perguruan tinggi itu menerima beasiswa.
4b. Mahasiswa
dari perguruan tinggi yang terkenal itu menerima beasiswa.
3. Seragam
Ragam baku bersifat seragam. Pada
hakikatnya, proses pembakuan bahasa ialah proses penyeragaman bahasa. Pembakuan
bahasa adalah pencarian penyeragaman. Misalnya, pelayan kapal terbang dianjurkan untuk memakai istilah pramugara dan pramugari. Beranalogi pada bentuk yang sudah ada, kata yang
mengandung konsep “pelayan” digunakan pramu-,
seperti pramuwisma (pelayan
rumah/pembantu).
2.6 Fungsi Ragam Bahasa Baku
Fungsi Ragam Bahasa Baku
1. Komunikasi
resmi.
Misalnya,
surat – surat resmi, perundang – undangan, pengumuman resmi dan penamaan.
2. Bacaan
teknis.
Seperti,
laporan karya ilmiah.
3. Pembicaraan
didepan umum.
Misalnya,
pidato, ceramah, kuliah, mengajar dan khotbah.
4. Pembicaraan
dengan orang yang dihormati.
BAB III
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
3.1 Analisis
Hasil Analisis dibuat tabel sebagai
berikut :
No
|
Penggalan
Kalimat
|
Permasalahan
|
Pada Kaver
|
||
1.
|
Diajukan untuk memenuhi persyaratan
memperoleh gelar Sarjana (S1) pada Fakultas Teknik Program Studi Teknik Mesin
|
1.
Ketidak rancuan kalimat
2.
Ketidak bakuan kata
3.
Pemborosan kata.
|
Kata Pengantar
|
||
2.
|
Dalam penyelesaiaan tugas akhir ini. penyusun
mengucapkan terima kasih kepada :
|
1.
Kesalahan penggunaan huruf.
|
3.
|
7. ayahanda dan Ibunda
tercinta serta seluruh keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan Do’a,
|
1.
Ketidak bakuan kata.
|
4.
|
8. Semua rekan – rekan
Mahasiswa Teknik Mesin angkatan 2010 atas semua dukungannya, serta semua
pihak yang tidak bisa disebutkan satu – persatu yang telah membantu
kelancaran laporan ini.
|
1. Ketidak rancuan kalimat.
|
5.
|
9. Semua pihak yang telah mendukung
dan menbantu penyusun.
|
1. Ketidak Bakuan Kata.
|
6.
|
Penyusunan laporan ini masih banyak kekurangannya
dan masih jauh dari sempurna.
|
1.
Ketidak bakuan kata.
|
BAB I PENDAHULUAN
|
||
7.
|
Permasalahan yang akan disampaikan
dalam laporan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
|
1.
Ketidak rancuan kalimat.
|
8.
|
2.bagaimana membuat konstruksi rangaka
mesin uji torsi yang sesuai dengan desain perencanaan.
|
1.
Ketidak bakuan kata.
|
9.
|
1.Membuat desain rangka yang
sesuai dengan mesin uji torsi yang akan dibuat.
|
1. Ketidak rancuan kalimat.
|
10.
|
2.Memilih
bahan untuk rangka yang sesuai dengan desain.
|
1. Ketebalan kata pada
kalimat.
|
BAB II LANDASAN TEORI
|
||
11.
|
Semua komponen mesin bertumpuh
pada kerangka,
|
1.
Ketidak bakuan kata.
|
12.
|
a.Bahan yang dipilih haruslah memiliki
kekutan kenstruksi yang stabil.
|
1.
Ketidak bakuan kata.
|
13.
|
b.Baut dan mur
|
1. Ketidak bakuan kata.
|
14.
|
Kedua grup
baja diatas masih dapat digolongkan lagi menjadi baja yang tidak dipadu,
|
1.
Pemborosan kata.
|
15.
|
1.Face Grinding jenis serut (Reciprocating Table), biasanya
digunakan untuk desain sindle vertikal, untuk roda gigi, dan untuk
pengerjaan permukaan datar.
|
1. Pemborosan Kata. Penggunaan
kata “untuk” secara berulang – ulang dalam satu kalimat.
|
16.
|
3.Gerinda silindris (CylindricalGrinding),
|
1. Kurang Spasi.
|
17.
|
Gerakan silindris dapat dikelompokkan
menurut metode penyangga meja kerja, yaitu gerinda dengan pusat dan
gerinda tanpa pusat.
|
1.
Tanpa ada tanda baca.
|
18.
|
b. Beram yang keluar dapat menyebabkan
masalah ketika ukurannya besar dan atau kontinyu.
|
1. Ketidak bakuan kata.
|
19.
|
Nama – nama bagian mata bor ditunjukan
pada.
|
1.
Ketidak rancuan kaliamat.
|
20.
|
Mengelas adalah menyambung logam
dengan memanaskan sampai suhu lebur dengan atau bahan pengisi.
|
1.
Ketidak bakuan kata.
|
21.
|
Maka dapat disimpulkan, mengelas tidak
lain adalah pekerjaan penyambungan dua logam dan atau logam paduan,
|
1.
Ketidak bakuan kata.
|
22.
|
Pemasangan kabel – kabel las
(pengkutuban) pada mesin las arus searah dapat diatur / dibolak – balik
sesuai dengan keperluan pengelasan,
|
1. Ketidak
pemborosan kata.
|
3.2 Pembahasan
Pada kalimat ke-1 “Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana (S1) pada
Fakultas Teknik Program Studi Teknik Mesin”. Kenapa tidak rancu,? Karena
pada kata persyaratan yang seharusnya
adalah syarat. Untuk pemborosan kata
pada kalimat diatas adalah pada Fakultas
Teknik Program Studi Teknik Mesin. Kenapa disebut pemborosan? Karena pada
SKRIPSI dibawah sudah tertulis “Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Galuh”. Jadi judul yang benar adalah “Diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana (SI)”.
Pada
kalimat ke-2 “Dalam penyelesaiaan tugas
akhir ini. penyusun mengucapkan terima kasih kepada :” Huruf awalan
pada kata penyusun haruslah besar karena itu adalah awal kalimat.
Pada
kalimat ke-3 “ayahanda dan Ibunda
tercinta serta seluruh keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan Do’a,”.
Pada kata Ayahanda dan Ibunda kata tersebut tidak baku. Kata baku yang
seharusnya adalah Ayah Dan Ibu.
Pada
Kalimat ke-4 “ 8. Semua rekan – rekan
Mahasiswa Teknik Mesin angkatan 2010 atas semua dukungannya, serta semua pihak
yang tidak bisa disebutkan satu – persatu yang telah membantu kelancaran
laporan ini.” . Semua rekan –
rekan kata semua melmbangkat objek lebih dari satu, sedangkan pada
kalimat selanjutnya tertulis rekan –
rekan. Kalimat yang benar dar kalimat 4 adalah “rekan – rekan Mahasiswa Teknik Mesin angkatan 2010 atas semua
dukungannya, serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu – persatu yang
telah membantu kelancaran laporan ini.”.
Pada
kalimat ke-5 “9. Semua pihak yang telah
mendukung dan menbantu penyusun.”. Pada kata menbantu adalah kata tidak baku, kata baku yang seharusnya adalah membantu.
Pada
Kalimat ke-6 “Penyusunan laporan ini
masih banyak kekurangannya dan masih jauh dari sempurna.”. Pada kata
kekurangannya, kata tersebut tidak
baku, kata baku yang seharusnya adalah kekurangan.
Pada
kalimat ke-7 “Permasalahan yang akan disampaikan
dalam laporan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :”. Kalimat tersebut
tidak rancu, karena kata disampaikan mengandung arti langsung.
Pada
kalimat ke-8 “2.bagaimana membuat
konstruksi rangaka mesin uji torsi yang sesuai dengan desain perencanaan.”.
Pada kata rangaka, kata tersebut
tidak baku, kata baku yang seharusnya adalah rangka.
Pada
Kalimat ke-9 “1.Membuat desain rangka yang
sesuai dengan mesin uji torsi yang akan dibuat.”. Kalimat diatas
tidak rancu karena penggunaan kata “yang”
secara berulang – ulang dalam satu kalimat. Kalimat yang benar adalah “1.Membuat desain rangka sesuai dengan mesin
uji torsi yang akan dibuat.”.
Pada
kalimat ke-10 “2.Memilih bahan untuk rangka
yang sesuai dengan desain.”. Kesalahan penggunaan ketebalan huruf.
Pada
kalimat ke-11 “Semua komponen mesin bertumpuh
pada kerangka,”. Pada kata bertumpuh, kata tersebut tidak baku. Kata baku
yang seharusnya adalah “bertumpu”.
Pada
kalimat 12 “a. Bahan yang dipilih
haruslah memiliki kekutan kenstruksi yang stabil.”. Pada kata kekutan, kata tersebut tidak baku. Kata
baku yang seharusnya adalah kekuatan.
Pada
Kalimat 13 “b. Baut dan mur”.
Pada kata Baut, kata tesebut tidak
baku. Kata baku yang seharusnya adalah Baud”.
Pada
kalimat 14 “Kedua grup baja diatas
masih dapat digolongkan lagi menjadi baja yang tidak dipadu,”. Kata kedua grup, kata grup melambang arti lebih dari satu. Gunakan salah satu kata
tersebut. Kalimat yang benar adalah “Kedua
baja diatas masih dapat digolongkan lagi menjadi baja yang tidak dipadu, / grup baja diatas masih dapat
digolongkan lagi menjadi baja yang tidak dipadu,”
Pada
kalimat 15 “1. Face Grinding jenis serut
(Reciprocating Table), biasanya digunakan untuk desain sindle vertikal, untuk
roda gigi, dan untuk pengerjaan permukaan datar.”. Penggunaan kata
“untuk” secara berulang – ulang membuat kalimat menjadi tidak rancu dan
pemborosan kata. Kalimat yang benar adalah “1. Face Grinding jenis serut (Reciprocating
Table), biasanya digunakan untuk desain sindle vertikal, roda gigi, dan
pengerjaan permukaan datar.”.
Pada
kalimat 16 “3.Gerinda silindris (CylindricalGrinding),”.
Kata (CylindricalGrinding), harusnya
menggunakan spasi pada (Cylindrical
Grinding).
Pada
kalimat 17 “Gerakan silindris dapat
dikelompokkan menurut metode penyangga meja kerja, yaitu gerinda dengan
pusat dan gerinda tanpa pusat.”. Pada kalimat diatas setelah kata kerja, yaitu gerinda dengan pusat dan
gerinda tanpa pusat, seharusnya menggunakan tanda baca ( ; ). Kalimat yang
benar adalah “Gerakan silindris dapat
dikelompokkan menurut metode penyangga meja kerja, yaitu ; gerinda dengan pusat
dan gerinda tanpa pusat.
Pada
kalimat 18 “b. Beram yang keluar dapat
menyebabkan masalah ketika ukurannya besar dan atau kontinyu.”.
Pada kata kontinyu, kata tersebut
tidak baku. Kata baku yang seharusnya adalah berulang – ulang. Lalu pada
penggunaan kata dan atau, kata
tersebut dapat digunakan salah satu, sehingga kalimatnya menjadi “b. Beram yang
keluar dapat menyebabkan masalah ketika ukurannya besar dan berulang – ulang.”.
Pada
kalimat 19 “Nama – nama bagian mata bor
ditunjukan pada.”. Kalimat tersebut tidak rancu, karena tidak adanya
keterangan tempat. Kalimat diatas membuat dapat membuat sipembaca bertanya –
tanya, ditunjukan pada apa ?. Maka kalimat yang benar adalah “Nama – nama bagian mata bor ditunjukan pada
gambar 2.5”.
Pada
kalimat 20 “Mengelas adalah menyambung
logam dengan memanaskan sampai suhu lebur dengan atau bahan pengisi.”.
Pada kata dengan atau, kata tersebut tidak baku. Gunakan salah satu kata,
kalimat yang benar pada kalimat diatas adalah “Mengelas adalah menyambung logam dengan memanaskan sampai suhu lebur dengan
bahan pengisi.”.
Pada
kalimat 21 “Maka dapat disimpulkan,
mengelas tidak lain adalah pekerjaan penyambungan dua logam dan atau
logam paduan,”. Pada penggunaan kata dan
atau, kata tersebut dapat digunakan salah satu, sehingga kalimatnya menjadi
“Maka dapat disimpulkan, mengelas tidak
lain adalah pekerjaan penyambungan dua logam dan logam paduan”.
Pada
kalimat 22 “Pemasangan kabel – kabel las
(pengkutuban) pada mesin las arus searah dapat diatur / dibolak – balik
sesuai dengan keperluan pengelasan,”. Pada kata diatur sudah cukup melambangkan dibolak
– balik, sehingga kalimat yang benar menjadi “Pemasangan kabel – kabel las (pengkutuban) pada mesin las arus searah
dapat diatur sesuai dengan keperluan
pengelasan,”.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan
Penggunaan tanda baca dan kebakuan kata
dalam penulisan dapat mempengaruhi kerancuan dari sebuah kalimat. Dalam hal
tersebut perlu adanya pemahaman tentang penggunaan tanda baca dan kebakuan
suatu kata yang dipergunakan dalam sebuah kalimat.
4.2 Saran
Harus diperhatikan kembali ragam bahasa
yang dipergunakan dalam sebuah kalimat.
Ragam
bahasa yang dipergunakan haruslah baku. Kebakuan suatu suku kata dapat
memepengaruhi kerancuan sebuah kalimat.
Perhatikan penggunaan kata bantu “dan,
atau, dalam, dapat dst” haruslah tepat penggunaan dalam sebuah kalimat.
Perhatikan pula pola kalimat seperti
subjek, predikat, tempat jangan sampai menimbulkan pertanyaan oleh si pembaca.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar